Peti mati kini sering menjadi ekspresi estetika dan pribadi, di mana keluarga dapat memilih desain, warna, atau material tertentu yang mencerminkan kepribadian atau preferensi almarhum/ah. Lebih dari sekadar wadah, peti mati menjadi kanvas terakhir untuk merayakan individualitas seseorang. Ini adalah bagian dari tata cara penguburan modern yang memungkinkan sentuhan personal, sebuah cara untuk mengingat dan menghormati almarhum dengan lebih mendalam.
Sebagai ekspresi estetika, peti mati memungkinkan keluarga untuk memilih bahan kayu yang disukai almarhum, warna favorit, atau bahkan detail ukiran yang memiliki makna khusus. Pilihan ini memberikan ketenangan hati bagi keluarga, karena mereka merasa telah memberikan penghormatan terakhir yang paling sesuai dengan karakter orang yang mereka cintai, sebuah upaya tulus.
Fungsi utama peti mati tetaplah transportasi yang aman dan melindungi jenazah serta menjaga higiene dan sanitasi. Namun, fitur ekspresi estetika ini tidak mengurangi fungsi-fungsi tersebut. Sebaliknya, ia melengkapi dengan menambahkan dimensi emosional dan pribadi, membuat prosesi pemakaman terasa lebih intim dan personal bagi keluarga yang sedang berduka.
Pilihan peti mati yang mencerminkan kepribadian juga menjadi bagian dari menjaga kehormatan jenazah. Hal ini secara halus membedakan jenazah dari yang lain dan menegaskan identitas unik almarhum/ah, bahkan dalam kematian. Ini adalah bentuk pengakuan bahwa setiap individu memiliki cerita dan warisan yang patut dikenang, sebuah penghargaan atas kehidupan yang telah dijalani.
Selain itu, aspek ekspresi estetika ini juga dapat berkaitan dengan representasi status sosial atau ekonomi keluarga, meskipun fokus utamanya adalah personalisasi. Peti mati yang dibuat khusus dengan detail artistik dapat menunjukkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh keluarga, seperti apresiasi terhadap seni atau keindahan, yang juga merupakan bagian dari persiapan prosesi pemakaman.
Peti mati yang disesuaikan menjadi media untuk kremasi atau penguburan juga memungkinkan keluarga untuk menciptakan momen perpisahan yang lebih bermakna. Identifikasi jenazah tidak hanya melalui nama, tetapi juga melalui gaya dan desain peti mati itu sendiri, memberikan gambaran yang lebih utuh tentang siapa almarhum/ah itu selama hidupnya.
Meskipun dalam Islam kesederhanaan lebih diutamakan, adaptasi praktik pemakaman untuk memasukkan ekspresi estetika pribadi menunjukkan bagaimana budaya dan preferensi individu dapat diakomodasi. Hal ini tetap dilakukan dengan tetap mengikuti tata krama yang berlaku, memastikan prosesi berjalan dengan hormat dan bermartabat.
Singkatnya, peti mati kini menjadi ekspresi estetika dan pribadi, mencerminkan kepribadian almarhum/ah. Selain transportasi yang higienis, melindungi jenazah, dan menjaga kehormatan, fitur ini membedakan jenazah dan memberikan ketenangan hati. Sebagai bagian dari persiapan prosesi, ia juga dapat menjadi representasi status atau media untuk kremasi dan penguburan, mengikuti tata krama yang modern.
